Selasa, 13 Oktober 2015

Saliva



SALIVA

Saliva adalah suatu cairan mulut yang kompleks, tidak berwarna, yang disekresikan dari kelenjar saliva mayor dan minor untuk mempertahankan homeostasis dalam rongga mulut. Pada orang dewasa yang sehat, diproduksi saliva lebih kurang 1,5 liter dalam waktu 24 jam. Sekresi saliva dikendalikan oleh sistem persarafan, terutama sekali oleh reseptor kolinergik. Rangsang utama untuk peningkatan sekresi saliva adalah melalui rangsang mekanik.
Saliva mempunyai beberapa fungsi penting di dalam rongga mulut, diantaranya sebagai pelumas, aksi pembersihan, pelarutan, pengunyahan dan penelanan makanan, proses bicara, sistem buffer dan yang paling penting adalah fungsi sebagai pelindung dalam melawan karies gigi. Kelenjar saliva dan saliva juga merupakan bagian dari sistem imun mukosa. Sel-sel plasma dalam kelenjar saliva menghasilkan antibodi, terutama sekali dari kelas Ig A, yang ditransportasikan ke dalam saliva. Selain itu, beberapa jenis enzim antimikrobial terkandung dalam saliva seperti lisozim, laktoferin dan peroksidase, lekosit.

Kelenjar saliva mayor:
·         Parotis (serus)
·         Submandibularis (Serumukus
·         Sublingualis (mukus)

Kandungan dalam saliva:
·         Lisozim merupakan suatu protein kation yang kecil, berada pada sebagian besar cairan-cairan tubuh diantaranya pada saliva. Lisozim saliva  suatu zat pertahanan tubuh secara alamiah yang dapat melisis beberapa spesies bakteri dan mengagregasi sel-sel bakteri di rongga mulut dengan menghambat kolonisasinya pada permukaan mukosa mulut dan gigi.
·         Peroksidase merupakan enzim yang labil terhadap panas ditemukan dalam saliva yang dengan adanya ion thiosianat dan hidrogen peroksida mematikan Laktobasilus asidofilus dengan menghambat pengambilan lisisin dan menginaktifkan beberapa streptokokus dengan menghambat enzim glikolisis.
·         Mempunyai efek bakteriostatik pada spektrum jasad renik yg luas dan akan memberikan efek dengan cara mengosongkan lingkungan zat besi pada konsentrasi yang akan menggagalkan pertumbuhan bakteri.
·         Lekosit ditemukan dalam seluruh saliva, Lekosit berasal dari darah dan bermigrasi melalui sulkus gingiva ke dalam rongga mulut.

Imunoglobulin saliva:
  Ig A : Pertahanan imun spesifik
  Saliva berisi kurang lebih 19 mg IgA per 100 ml, kira-kira 100 mg IgA disekresi tiap hari dalam rongga mulut.
  IgG : 1,4 mg
  IgM 0,2 mg
  IgA secara kuantitatif  imunoglobulin terpenting yang disekresi saliva

Gangguan pada kelenjar saliva:
Ada beberapa penyakit lokal tertentu yang mempengaruhi kelenjar saliva dan menyebabkan berkurangnya aliran saliva. Sialodenitis kronis lebih umum mempengaruhi kelenjar submandibula dan parotis. Penyakit ini menyebabkan degenerasi dari sel asini dan penyumbatan duktus.
Kista-kista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan dengan demikian mempengaruhi sekresi saliva.
Sindrom Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat mempengaruhi kelenjar air mata dan kelenjar saliva. Sel-sel asini kelenjar saliva rusak karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya berkurang.

Penyebab mulut kering:
Mulut kering dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Keadaan-keadaan fisiologis seperti berolahraga, berbicara terlalu lama, bernafas melalui mulut, stress dapat menyebabkan keluhan mulut kering. Penyebab yang paling penting diketahui adalah adanya gangguan pada kelenjar saliva yang dapat menyebabkan penurunan produksi saliva, seperti radiasi pada daerah leher dan kepala, penyakit lokal pada kelenjar saliva dan lain-lain. faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab timbulnya keluhan mulut kering:
v    Radiasi pada daerah leher dan kepala
Terapi radiasi pada daerah leher dan kepala untuk perawatan kanker telah terbukti dapat mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan berbagai derajat kerusakan pada kelenjar saliva yang terkena radioterapi. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya volume saliva. Jumlah dan keparahan kerusakan jaringan kelenjar saliva tergantung pada dosis dan lamanya penyinaran. Hubungan antara dosis penyinaran dan sekresi saliva:
Dosis                                                  gejala
§  < 10 Gray                            Reduksi tidak tetap sekresi saliva
§  10 -15 Gray                                     Hiposialia yang jelas dapat ditunjukkan
§  15 -40 Gray                                     Reduksi masih terus berlangsung, reversibel
§  > 40 Gray                            Perusakan irreversibel jaringan kelenjar
hiposialia irreversibel.
Pengaruh radiasi lebih banyak mengenai sel asini dari kelenjar saliva serous dibandingkan dengan kelenjar saliva mukus. Tingkat perubahan kelenjar saliva setelah radiasi yaitu: untuk beberapa hari, terjadi radang kelenjar saliva, setelah satu minggu terjadi penyusutan parenkim sehingga terjadi pengecilan kelenjar saliva dan penyumbatan. Selain berkurangnya volume saliva, terjadi perubahan lainnya pada saliva, dimana viskositas menjadi lebih kental dan lengket, pH menjadi turun dan sekresi Ig A berkurang. Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan kecepatan sekresi saliva menjadi normal kembali tergantung pada individu dan dosis radiasi yang telah diterima.

v  Gangguan lokal pada kelenjar saliva
Ada beberapa penyakit lokal tertentu yang mempengaruhi kelenjar saliva dan menyebabkan berkurangnya aliran saliva. Sialodenitis kronis lebih umum mempengaruhi kelenjar submandibula dan parotis. Penyakit ini menyebabkan degenerasi dari sel asini dan penyumbatan duktus. Kista-kista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan dengan demikian mempengaruhi sekresi saliva. Sindrom Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat mempengaruhi kelenjar airmata dan kelenjar saliva. Sel-sel asini kelenjar saliva rusak karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya berkurang
v  Efek samping obat-obatan
Banyak sekali obat yang mempengaruhr sekresi sativa. Pacta tabet 1 dicantumkan kelompok obat-obatan yang dapat menyebabkan terjadinya mulut kering. Obat-obatan yang menyebabkan mulut kering:
§  Analgesic mixtures            Cold medications
§  Anticonvulsants                Diuretics
§  Antiemetics                       Decongentans
§  Antihistamins                    Expectorants
§  Antihypertensives             Muscle relaxants
§  Antinauseants                   Psycho tropics drugs
§  Antiparkinsons                  Sedatives
§  Antipruritics                      Antispasmodics

v  Demam, diare, diabetes, gagal ginjal
Pada orang-orang yang menderita penyakit-penyakit yang menimbulkan dehidrasi seperti demam, diare yang terlalu lama,diabetes, gagal ginjal kronis dan keadaan sistemik lainnya dapat mengalami pengurangan aliran saliva. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan dalam pengaturan air dan elektralit, yang diikuti dengan terjadinya keseimbangan air yang negatif yang menyebabkan turunnya sekresi saliva.
Pada penderita diabetes, berkurangnya saliva drpengaruhi oleh faktor angiopati dan neuropati diabetik, perubahan pada kelenjar parotis dan karena poliuria yang berat. Penderita gagal ginjal kronis terjadi penurunan output. Untuk menjaga agar keseimbangan cairan tetap terjaga pertu intake cairan dibatasr. Pembatasan intake cairan akan menyebabkan menurunnya aliran saliva dan saliva menjadi kental. Penyakit-penyakit infeksi pernafasan biasanya menyebabkan mulut terasa kering. Pada rnfeksi pemafasan bagian atas, penyumbatan hidung yang terjadi menyebabkan penderita bernafas melalui mulut.

v  Berolahraga, stress
Tingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan fisiologis. Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya aliran saliva sehingga mulut terasa kering. Bernafas melalui mulut juga akan memberikan pengaruh mulut kering. Gangguan emosionil, seperti stress, putus asa dan rasa takut dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan emosionil tersebut merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari sistem syaraf autonom dan menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan turunnya sekresi saliva.
v  Kelainan syaraf
Agenesis dari kelenjar saliva sangat jarang terjadi, tetapi kadang-kadang ada pasien yang mengalami keluhan mulut kering sejak lahir. Hasil sialograf menunjukkan adanya cacat yang besar dari kelenjar saliva. Kelainan syaraf yang diikuti gejala degenerasi, seperti sklerosis multiple akan mengakibatkan hilangnya innervasi kelenjar saliva, kerusakan pada parenkim kelenjar dan duktus, atau kerusakan pada suplai darah kelenjar saliva juga dapat mengurangi sekresi saliva. Belakangan telah dilaporkan bahwa pasien-pasien AIDS juga mengalami mulut kering, sebab terapi radiasi untuk mengurangi ketidaknyamanan pada sarkoma kaposi intra oral dapat menyebabkan disfungsi kelenjar saliva.

v Usia
Keluhan mulut kering sering ditemukan pada usia lanjut. Keadaan ini disebabkan oleh adanya perubahan atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan umur yang akan menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisinya sedikit.
Seiring dengan meningkatnya usia, terjadi proses aging. Terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar saliva, dimana kelenjar parenkim hilang yang digantikan oleh jaringan lemak dan penyambung, lining sel duktus intermediate mengalami atropi. Keadaan ini mengakibatkan pengurangan jumlah aliran saliva. Selain itu, penyakit- penyakit sistemis yang diderita pad a usia lanjut dan obat-obatan yang digunakan untuk perawatan penyakit sistemis dapat memberikan pengaruh mulut kering pada usia lanjut.
Zat pengganti saliva:
Bila zat perangsang saliva tidak memadai untuk mengatasi keluhan mulut kering, maka digunakan zat pengganti saliva. Berbagai persyaratan untuk zat ini seperti bersifat reologis, rasa menyenangkan, pengaruh buffer, peningkatan remineralisasi dan menghambat demineralisasi, menghambat pertumbuhan bakteri dan sifat pembasahan yang baik. Pengganti saliva ini tersedia dalam bentuk cairan, spray dan tablet isap.
V.A Oralube, bentuk cairan, pH 7, merupakan zat pengganti saliva untuk merangsang viskositas dan elektrolit seluruh saliva. Selain itu digunakan juga Hypromellose, ph 8. Saliva orthana, bentuk spray, pH 7, mengandung musin untuk memperoleh viskositas. Juga digunakan Glandosan, pH 5,1, tetapi tidak dianjurkan untuk penderita yang masih mempunyai gigi.



DAFTAR PUSTAKA
AI-Saif, KM. 1991. Clinical Management of Salivary Deficiency. A Review Article The Saudi Dental Journal. Vol.3. No.2. 77-80.

Amerongan, A.V.N. 1991. Ludah dan Kelenjar Ludah. Arti Bagi Kesehatan Gigi. alih bahasa Prof.drg.Rafiah Abyono. Ed. Ke-1. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 2-6, 194-211, 246-250.

Ernawati, D.S. 1997. Kelainan Jaringan Lunak Rongga Mulut Akibat Proses Menua. Majalah Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Vol.30. No.3. 113.

Glass, B.J; Van Dis, M.L; Langlais, R.P; Miles, D.A. 1984. Xerostomia: Diagnosis and Treatment Planning Considerations. Journal of Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology. Vol.58. No.2. 248-252.

Haskell, R; Gayford, J.J. 1990. Penyakit Mulut. alih bahasa drg. Lilian Yuwono. Ed. Ke-2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 67-73.

Lukman, D. 1995.. Dasar-dasar Radiologi Dalam Ilmu Kedokteran Gigi. Ed. Ke-3. Widya Medika. Jakarta. 34.

Pedersen, P.H; Loe, H. 1986. Geriatric Dentistry. Ed. Ke-1. Munksgard. Copenhagen. 94-120.

Pradono, S.A; Setiyowati, T. 1997. Keluhan Mulut Kering Pada Lansia. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Vol.4. Edisi Khusus KPPIKG XI.603-607.

Regezi, J.A; Sciubba, J. 1993. Oral Pathology: Clinical Pathologic Correlations. Ed. Ke-2. W.B. Saunders Company. Philadelphia. 250-253.

Scully, C; Cawson, R.A. 1993. Medical Problems in Dentistry. Ed. Ke-3. Wright. 192-196,241-243,274-280.

Sidabutar, R.P; Raharjo, J.P; Markum, M.S; Rusliyanto, H. 1992. Penyakit Ginjal dan Hipertensi Berkaitan Dengan Perawatan Gigi dan Mulut. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 33.

Simon, D. 1996. Xylitol Chewing Gum ang Dental Caries. Jurnal PDGI. April. Tahun 45. No.1 JaKarta. 67-68.

Spielman, A dkk. 1981. Xerostomia. Diagnosis and Treatment. Journal of Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology. Vol. 51. No.2. 144-146.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar